Dinas Perikanan Bahas Soal BBM Bersama Nelayan

0 305

Beriklan? Hubungi : 0853 9999 4508

DONGGALA – Naiknya BBM berdampak pada semua sektor, tak terkecuali Nasib para nelayan yang ada di wilayah Kabupaten Donggal.

Menanggapi hal tersbut Dinas Perikanan dan Kelautan Donggala melaksanakan sosialisasi pengendalian inflasi dan pengalihan subsidi BBM di PPI (pelabuhan pendaratan ikan) kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kamis kemarin.

“Sosialisasi hari ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan mendagri dengan seleuruh Gubernur menyangkut pengendalian infalsi dan kebutuhan nelayan” Kata Kadis Perikanan dan Kelautan Ali assegaf Kamis kemarin di Kelurahan Labuan bajo kecamatan Banawa

“Kami Dinas Perikanan akan mengambil peran, mengundnag nelayan memberikan pemahaman, kenaikan BBM adalah kebijakan pemerintah pusat kita hindari infalsi utamnay sembilan bahan pokok adalah kebutuhan operasioanal nelayan, kami berharap tidak terkontimasi dengan isu miring”sebutnya lagi

Dijelaskannya lagi saat ini kebutuhan BBM nelayan untuk melaut diberikan jatah 40 ton perbulan, dan kami berharap kuota bisa ditambah menjadi 80 ton perbulan,

Sebab kenaikan BBM tidak berpengaruh, Masyarkat nelayan tetap menjalankan usaha penangkapan ikannya dan kami berharap kebutuhan dasar nelayan di SPDN dan SPBU harus tetap dilayani seperti biasa.

“Sampai Sekarang jatah BBM untuk nelayan tidak jelas berapa sebenarnya kuota nelayan, kalau jatah secara umum itu 40 ton perbulan yang tersebar di SPDN dan SPBU,”beberanya

“SPBU harus harus perioritaskan nelayan, dalam waktu dekat ini kaimi akan mengundang depot pertamina dan pihak SPBU rapat kerja terkait jatah BBM unutk nelayan”sebutnya.

Tempat yang sama Hamdin nelayan asal kelurahan Labuan Bajo kecamatan Banawa mengatakan kenaikan harga BBM sangat berdampak pada aktifitas melaut yang dilakukannya.

“Sangat terasa dampak kenaikan BBM,Cuma yang kamis sesali juga BMM Naik jatah kami dibatasi bertambah la penderitaan kami”ucapnya

Dikatakannya untuk melaut dibutuhkan 15 jrigen solar, tetapi jatah solar dibatasi, kami nelayan hanya diberikan jatah 10 jrigen saja.

“Kadang kami tidak pulang pak tertahan ditengah laut karena kehabisan solar, Jatah solar dikasi hanya 10 jrigen saja 1, normanya itu 15 jrigen dnegan jarak tangkap 30 mill sudah Pulang pergi itu pak, ada hasil tangkapan atau tidak ada yang penting bisa pulang”bebernya

Hamdin berharap ditengah kenaikan harga BBM ini, kebutuhan nelayan akan bahan bakar melaut bisa terpenuhi.

“Persolan BBM naik tidak apa biar susah-susah tetap juga dibeli kasian, ini sudah naik BBM terbatas juga dikasi kekita, sama saja pak, tetap menderita”tutupnya. (Dp)

Tinggalkan Balasan