Bupati Kasman Minta Presiden Bantu Penyintas di Donggala
DONGGALA – Bupati Donggala Dr Drs Kasman Lassa SH MH meminta kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo agar membantu masyarakat Donggala yang terdampak bencana 28 September 2018 lalu.
Sebab hingga kini sebut Kasman masih ada warga Donggala yang tinggal di Huntara karena terkendala pembangunan Huntap yang belum rampung. Salah satunya di Kecamatan Sirenja.
Hal ini disampaikan Bupati di hadapan Menteri Perdagangan, Dr Zulkifli Hasan yang disaksikan ribuan masyarakat Dongggala di Desa Toaya, Rabu (29/6) kemarin.
Meski dengan keterbatasan APBD Donggala, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala membantu masyarakat dengan menggelontorkan anggaran Rp25 miliar untuk pembebasan lahan Huntap di sejumlah titik. “Hal ini hanya dilakukan oleh Pemkab Donggala,” sebut Kasman.
Namun anggaran puluhan miliar itu belum cukup utnuk menyelesaikan persoalan penyintas di Donggala. Oleh sebab itu Bupati Kasman secara tegas meminta kepada Presiden untuk membantu masyarakat donggala yang masih tinggal di Huntara.
“Kepada bapak Presiden, Saya Kasman Lassa Bupati Donggala, memenangkan bapak Jokowi di kabupaten Donggala. Saya mohon diperhatikan Kabupaten Donggala. Saya minta bapak Presiden membantu kami di Donggala, masih banak masyarakat kami yang tinggal di Huntara. Tolong diperhatikan bapak,” ucap Kasman berapi-api.
Disamping itu, Bupati Kasman juga berharap, Presiden bisa berkunjung ke Kabupaten Donggala untuk meresmikan pelabuhan Donggala yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. Termasuk PLTU yang saat ini juga sedang dalam pembangunan. “Bapak Menetri, kami banyak sekali kesulitan karena keterbatasan APBD kami. Oleh karena itu kami memohon kepada bapak Menteri untuk menyampaikan kepada Presiden untuk membantu Kabupaten Donggala. Karena Kabupaten Donggala bagian yang tak terpisahkan dari Republik Indonesia,” tambah Kasman.
Pidato Bupati Kasman ini sontak memicu reaksi dukungan dari ribuan masyarakat yang hadir. Sejumlah masyarakat berteriak memberikan dukungan. “Betul itu pak,” ungkap warga.
Perlu diketahui, sebagian masyarakat di Kecamatan Sirenja masih tinggal di Huntara. Hal ini disebabkan proses pembangunan Huntap oleh Kementerian PUPR yang sempat tersendat akibat gagal tender dalam proses lelang. Namun saat ini proses tender tersebut telah berjalan. (dp)