Banten Diguncang Gempa, Pasien RS Dievakuasi ke Parkiran

0 393

Beriklan? Hubungi : 0853 9999 4508

BANTEN, JawaPos.com – Gempa membuat puluhan pasien RSUD Adjidarmo Lebak dievakuasi ke area parkir. “Pas gempa saya lagi di ruang IGD. Sama petugas semuanya diminta segera meninggalkan ruangan,” kata Hamdi, keluarga pasien RSUD Adjidarmo, kepada Banten Raya tadi malam (2/8).
Hamdi menceritakan, guncangan gempa sangat terasa di dalam ruang IGD. Semua orang panik. Tak lama kemudian, petugas rumah sakit (RS) dan pihak keluarga bergegas mengevakuasi pasien ke luar ruangan. “Semua pasien IGD dikumpulkan di parkiran. Termasuk pasien di lantai atas juga,” ujarnya.
Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Lebak Budi Kuswandi mengaku belum mendapat laporan lengkap pascagempa. “Untuk sementara, pasien yang diungsikan sudah kembali ke ruangan setelah kurang lebih satu jam pascagempa. Insya Allah aman,” ucapnya.
Kapolsek Rangkasbitung AKP Ugum Taryana menerangkan, setelah gempa berakhir, jajarannya melakukan patroli ke sejumlah wilayah, termasuk RS.
“Dari hasil pantauan, semua rumah sakit (RSUD Adjidarmo, Misi, dan Kartini, Red) mengevakuasi pasien ke luar gedung,” katanya.
Sementara itu, Resti, warga Kiara Payung, Desa Panggarangan, menerangkan bahwa warga yang tinggal di pesisir pantai sudah mengungsi. “Di rumah saat ini ada lima orang. Satu di antaranya masih bayi. Semua mengungsi karena khawatir terjadi tsunami,” ujarnya.
Staf BPBD Lebak Agil menjelaskan, hingga tadi malam pihaknya belum menerima laporan resmi tentang kerusakan bangunan. “Tapi, informasi sementara yang masuk, sejumlah rumah warga retak dan ambrol. Tembok Gor Jayabaya juga dilaporkan ambrol,” ungkap dia.
Sementara itu, gempa membuat Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami BNPB yang tengah berada di tepi Pantai Babakan, Pangandaran, berlarian menuju bukit. Tri Nirmalaningrum, koordinator penulis ekspedisi, menuturkan bahwa dirinya dan lebih dari 30 orang masih bertahan di bukit. “Kami masih menunggu informasi dari BMKG untuk kembali ke bawah,” jelasnya.
Tri mengungkapkan, warga Pangandaran relatif tidak terlalu panik dalam menghadapi peringatan dini tsunami. Secara teratur mereka melakukan evakuasi ke bukit-bukit terdekat. “Ada yang pakai motor, ada yang jalan kaki. Mungkin mereka sudah terlatih karena pernah mengalami tsunami,” jelasnya.
Aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni berlangsung normal. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub R. Agus H. Purnomo memerintah jajarannya mengecek sarana dan prasarana yang terkena gempa, khususnya di Banten, Lampung, dan sekitarnya. “Pelayanan kepelabuhanan berjalan normal,” ucapnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyatakan bahwa kondisi penyeberangan lintas Merak-Bakauheni masih normal. “Saya minta seluruh petugas di lapangan untuk melakukan tindakan antisipasi guna meminimalkan risiko, baik keselamatan maupun gangguan operasional,” ucap Budi.
Menurut laporan yang diterimanya, tidak ada kerusakan infrastruktur di wilayah Merak meski dilaporkan adanya kondisi air laut surut sekitar 20 cm. (JP)

Tinggalkan Balasan